Download novel Si Anak kuat ( Amelia ) karya Tere Liye pdf. Buku ini merupakan buku yang ke 1(satu) dalam Serial Keluarga Nusantara. Di Serial Keluarga Nusantara dibagi 6 novel ,
si anak kuat > si anak special > si anak pintar > si anak pemberani > si anak cahaya > si anak badai.
InfoBuku
Judul : Si Anak Kuat
Serial : Keluarga Nusantara #1
Isi Hal : 454hlm
Penulis : Tere Liye
Genre. : Novel,Fiksi , Manga, Family
Penerbit : Republika Penerbit
Tahun. : 2018
SinopsisBuku
Buku ini bercerita tentang Amel, yang mempunyai nama lengkap Amelia. Amel adalah anak bungsu dari Bapak Syahdan dan Ibu Nurmas dan mempunyai tiga orang kakak yaitu, Kak Eli (Eliana), Kak Pukat dan Kak Burlian. Ketiga kakak Amel ini pun memiliki cerita di bukunya masing-masing.
Masa kecil Amel begitu seru, memiliki kedua orang tua yang menanamkan nilai-nilai yang baik tentang kehidupan dan nilai-nilai agama. Amel dan keluarganya tinggal di sebuah lembah, yang terletak di perkampungan yang sangat indah.
Amel sering di olok-olok oleh kedua kakak laki-lakinya yang super jahil, Kak Pukat dan Kak Burlian. Mereka punya julukan yang lucu menurut saya, yaitu "dua sigung" hehe. Dua sigung itu sering menyebut Amel sebagai "penunggu rumah", yang artinya ketika sudah besar nanti, ketiga kakaknya akan merantau jauh namun Amel harus tetap berada dirumah.
Ada momen yang membuat saya begitu terharu, dimana ketika Amel sangat kesal dengan kakak pertamanya, yaitu Kak Eli. Sebagai anak sulung, Kak Eli sering sekali menyuruh-nyuruh dan memerintah adik-adiknya, terutama kepada Amel. Kak Eli juga sering memarahi Amel ketika Amel tidak melaksanakan tugas rumahnya. Sehingga Amel menganggap bahwa kakaknya itu galak dan tidak sayang kepada Amel. Hingga suatu hari Amel pun ingin balas dendam kepada kakaknya secara diam-diam, dan hal itu berhasil dilakukan. Apa yang terjadi? Kak Eli pun semakin marah tentunya, dan Amel ketahuan sehingga ia dihukum oleh kedua orang tuanya. Di momen ini lah Bapak menasehati Amel.
Selanjutnya Bapak menceritakan pengorbanan yang sudah dilakukan Kak Eli kepada Amel, sehingga membuat Amel begitu sedih dan merasa bersalah. Kalian wajib banget baca buku ini! Buku yang membuat kita seperti bisa masuk kedalam cerita tersebut. Penuh tawa, haru, seru, dan membuat kita seperti bisa merasakan apa yang sedang dialami oleh Amel.
Kejadian menyentuh hati menurut saya adalah ketika Amel mendapat tugas dari Pak Bin untuk mengajak Chuck Norris (teman sekelas Amel) belajar atau membuat tugas bersama. Hal ini agak sulit dilakukan karena Chuck Norris adalah anak yang nakal dan suka membuat onar. Namun, Amel tidak menyerah begitu saja. Ia berusaha memahami apa yang membuat Chuck Norris menjadi anak yang nakal. Hingga akhirnya Amel mampu membuat Chuck Norris berubah sedikit demi sedikit. Luar biasa, Amel. Setelah membaca bagian ini kalian akan terkagum-kagum dengan sosok Amelia
Kemudian, ada kejadian lucu yang membuat saya tertawa adalah ketika Pukat dan Burlian mau disunat. Semua orang di kampung, mulai dari teman-teman, ibu-ibu, dan semua tetangga sangat antusias ketika mendengar Pukat dan Burlian akan disunat. Setiap mereka lewat, orang-orang akan berkata "Kalian yang sebentar lagi akan sunat bukan? Sudah besar rupanya anak Nurmas dan Syahdan". Hal ini membuat nyali Pukat dan Burlian semakin menciut. Ditambah lagi cerita yang berlebihan dari kawan-kawannya tentang sunat.
KeunggulanBuku
Dari novel ini bisa mengajarkan saya bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan kerja keras dan pantang menyerah Dan Di novel ini juga ditanamkan betapa pentingnya pendidikan bagi semua orang. Pendidikan lah yang mampu membuat kita maju.
KutipanBuku
“Kau tidak terlalu kecil untuk bisa melihatnya, Amel. Kau lebih cepat mengerti dibanding kakak-kakakmu soal memahami kebaikan. Tetapi jelas kau terlalu keras kepala untuk menerimanya. Kak Eli menyayangi kau. Tidak ada orang yang begitu cerewet, sering mengingatkan kalau dia tidak sayang. Justru ketika orang lain memutuskan mendiamkan, maka saat itulah dia tidak peduli lagi, tidak sayang lagi."
"Setiap kali pergi bermain, dan aku ingin ikut, Kak Burlian sering berseru kepadaku, "Kau tidak usah ikut kami, Amel. Kau ditakdirkan menunggu rumah. Atau di lain kesempatan ia nyeletuk, "Kau anak bungsu, Amel. Sejauh apapun kau pergi, tetap akan menunggu rumah, tidak bisa kemana-mana."
*Untuk menghargai karya penulis buku ini, Jangan lupa beli buku original nya Di Gramedia dikota Anda. Terima kasih *
Posting Komentar
Posting Komentar